Cinta Dalam Sepotong Lumpia

berikut cerita yang menarik mengenai lumpia yang sudah saya posting di Twitter dengan hashtag #cintadalamsepotonglumpia

silahkan menikmati 🙂

===================

Sedikit kisah cinta yang unik dan didasarkan oleh kisah nyata pembuat dan penemu lumpia semarang

Pada abad ke 19 – seorang pendatang dari Fukien, Tjoa Thay Joe mulai berjualan Lumpia di Semarang, Dengan keahliannya ia meracik dadar gulung dengan isi daging babi dan rebung yang disebut dengan lumpia sekarang

Tjoa Thay Joe rajin berdagang, setiap ada pasar malam di Olimpia park, Semarang yang diadakan oleh Pemerintah Hindia Belanda di tahun 1917.

ternyata ia tak sendiri, saat ia berdagang, ternyata ada seorang gadis yang bernama Mbok Wasi yang menjadi saingannya
Mbok Wasi, seorang wanita Semarang asli, yang berjualan lumpia dengan cita rasa Jawa yang manis, dengan isi telur, udang, rebung, wortel, dan sayuran lain.

Persaingan ini sangat keras, sehingga mereka saling meningkatkan mutu menu dagangan mereka

Pokoknya kalau Engkoh Tjoa jual 10 Lumpia , Mbok Wasi mesti jual 20 Lumpia setiap malam
Lantaran sering bersaing, mulai timbul cinta di hati Engkoh Tjoa, karena setiap hari pikirannya hanya ada pada mbok Wasi

Tidak disangka, pada suatu ketika Engkoh Tjoa datang ke tempat Mbok Wasi, dan kemudian melamarnya
Bermula dari saling bersaing, kedua orang itu malah akhirnya menikah (inilah “cinta lantaran bersaing”)

Mereka menikah dan membuat resep baru lunpia perpaduan dua resep asli Hokkian dengan resep lokal Semarang.

Resep baru itu meninggalkan daging babi, kol dan wortel. Yang dipakai tinggal rebung, telur, udang ditambah ikan kering (pihi), resep ini dibuat supaya kaum Bumiputera Semarang saat itu bisa menikmati Lumpia Tjoa -Wasi

Cinta mengawali kisah sukses Lunpia Semarang, perpaduan Limpia Hokkien dan Semarang yakni . “Loenpia Tjoa-Wasih”
Lumpia yang dijajakan dengan gerobak dorong selalu dinanti oleh penggemarnya saat itu.

Sampai pada akhirnya pada tahun 1930 Tjoa Thay Joe tutup usia.
Dia mewariskan resep cintanya kepada putri tunggal Tjoa Po Nio dan menantunya Siem Gwan Sing.

Mbok Wasi mengawasi anak dan menantunya mejalankan bisnis lumpia.

Hingga tahun 1956, Mbok Wasi menyusul suaminya pada usianya yang ke-90 tahun

“Loenpia Tjoa-Wasih” adalah resep lunpia tertua di Semarang yang sekarang dikenal dengan Lunpia Gang Pinggir.
Sampai pada generasi kedua, resep lunpia Thay Joe-Wasih masih tetap sama. di tangan cucu-cucu Thay Joe, resep ini mengalami pengembangan.

Saat ini lunpia paling terkenal dan tertua di Semarang adalah lunpia buatan salah satu kios Jalan Gang Lombok 11.
Purnomo Usodo alias Siem Swie Kiem (70), telah mematenkan lunpianya dengan nama Lunpia Semarang Gang Lombok di tahun 1996.

sama dengan Gang Lombok Lunpia Mbak Lien ditambahi irisan ayam kampung yang punya aroma khas. Pemiliknya adalah Mbak Lien alias Siem Siok Lien (45).
Jika dirunut, Lien adalah generasi keempat dari dinasti lunpia Tjoa Thay Joe-Wasi

Lien meneruskan resep yang dikembangkan ayahnya yang sedikit berbeda dengan resep asli kakek buyutnya, Thay

Ternyata, persaingan usaha yang berbuah cinta telah melahirkan resep canggih Lumpia Semarang
Kalau kita bisa hidup bersama dalam perbedaan, akan timbul kreatifitas yang melahirkan ciri khas sebuah bangsa

Sumber :
http://halosemarang.com/kuliner/lumpia-semarang-kisah-sukses-jajanan-pendatang-1/

sumber foto :

http://heruwidagdo.blogspot.com/2009/01/lumpia-semarang.html

PS :buat harga.. keknya kisaran 10 rebuan deh..

5 thoughts on “Cinta Dalam Sepotong Lumpia

Leave a comment